HEADER

Setiap perjalanan ada sebuah pembelajaran …

Bosen juga kan kalo setiap blog gue isi nya cuman postingan galau galau dan galau, gue mau cerita dikit nih tentang kejadian hari ini ..
Berkali kali gue selalu bilang, gue tuh orang nya gategaan yah dalam arti gak tega kalo liat hal ganjel tuh bawaan nya nangis, cengenglah tapi ga tiap menit juga gue nangis, maksud nya setiap dikasih sentilan dikit dari Tuhan gue pasti sellau terhenyut hari itu sadar, tapi besok kadang di ulang lagi, ya itulah manusia …
Mungkin ini juga ya yang jadi alasan kenapa gue lebih doyan pergi naik angkutan umum ( angkot ) ketimbang naik kendaraan sendiri, yaaa selain alasan pertama ” GUE GAK BECUS NAIK MOTOR DAN SETIR MOBIL ” gue juga belom punya duut nuat beli itu kendaraan, punya tapi milik orang tua untuk apa ? mau bangga bangga oake hasil harta orang tua, enggalah yaw jadi apa adanya aja …
Setiap perjalanan gue pasti sellau nemuin pelajaran, Tuhan selalu sentil gue dengan gretakan gretakan nya, dan hampir selalu sukses bikin gue sadar bahkan suka ampe lebay nangis nangis tapi ini beneran nyata serah deh kalian semua mau ngatain lebay..
Hari ini jadwal bener bener sibuk gue anter nyokap sana sini buat ambil barang pesenan sampe akhir nya didalem angkot gue nemuin ini …
image
kalo gue sih suka tiba tiba nyesek kalo liat anak kecil harus gelantungan dari angkot satu ke angkot yang lain ( gak gelantungan juga sih maksud nya naik ke angkot satu terus ke angkot yang lain nya ), demi meraih rupiah demi rupiah panas hujan macet pun kadang ga jadi penghambat buat ngais semua nya, yang ada di benak gue waktu pertama kali liat ini anak cuman ” Tuhan kalo misalkan adek gue lah yang ada di posisis kayak gitu ahhhhhhhhhh ” …. buru buru ambil duit receh walau gak besar ya cuman seribu dua ribu lumayan yah buat jajan jajan dan bantu bantu, bilang sama mama yah dek jangan enak enakan telfonan aja anak nya malah suruh kelayapan ngemis. Beda kalo gue jalan bareng bokap karena mugnkin papa lebih tau ya gimana sisi sebener nya orang orang dijalan ( bukan maksud bokap gue sotau tapi emang kebetulan tau mungkin nya ) karena gak jarang loh orang tua nya malah telfonan di bawah jembatan pasopati sedangkan anak nya suruh lari lari ngais rejeki dari satu mobil ke mobil yang lain, dan itu emng bener gue pernah liat pake mata kepala gue sendiri, anak nya tuh masih sekitaran 6 tahun terus genddong adek nya yg masih balita sambil ngemis ngemis eh liat ibu nya asik telfonan bawah jembatan *brb lindes si ibu pengemis*
Iyaaa apapun itu latar belakang mereka gue gak mau ikut campur, gue cuman selalu nyoba ambil hikmah dari setiap kejadian yang ada, makanya gue sellau suka jalan kemana mana pake angkot disamping gabisa nyetir dan belum punya kendaraan sendiri ya enak aja naik angkot tuh bisa sekalian ngeceng sana sini, belom lagi kalo si emang supir yang tiap angkot punya ciri has berbeda beda, ada yang bawa angkot nya kaya onta gilaaa, ada yang pelan banget kek pengantin cewek keluar dari kamar ( contoh nya cimindi yg biru itu yang lewatin jalur kebon kopi ) deuh itu angkot pelan nya juara …. ini kenapa jadi ngomongin angkot -___-
pokoknya dari setiap perjalan gue pasti selalu bakalan ngambil hikmah pembelajaran nya ..
Learn more »

Yang Aku Perjuangkan Yang Kauabaikan

Setiap orang punya kisahnya masing-masing. Dalam kisahnya, ia harus berjuang, berdiam dan menunggu  pun juga adalah bagian dari perjuangan. Menunggu. Itulah yang selama ini kulakukan, sebagai wujud dari perasaanku yang entah mengapa masih ingin memperjuangkanmu.

Aku tahu, setiap malamku selalu kuisi dengan kenangan dan ingatan. Kenyataan yang harus kuterima, kautak ada di sampingku, entah untuk menenangkan sedihku dan merangkul kesepianku. Dengan sikapmu yang tidak peka seperti itu, mengapa aku masih ingin memperjuangku? Aku tak tahu, jadi jangan tanyakan padaku mengapa aku juga bisa mencintaimu dengan cinta yang tak benar-benar kupahami.

Ketika suaramu mengalir di ujung telepon, ada perasaan rindu yang tidak benar-benar aku ungkapkan. Rindu yang kudiamkan, terlalu sibuk dalam penantian hingga berakhir pada air mata. Apakah kautahu hal itu? Tentu tidak, kautidak memedulikanku sedalam aku memedulikanmu. Tak ada cinta di matamu, sedalam cinta yang kupunya. Tapi, dengan kebutaan dan kebisuan yang kupunya, aku masih ingin mempertahankan "kita" yang sebenarnya membuahkan sakit bagiku.

Kekhawatiranku, yang tak pernah kuceritakan padamu, tentu tak pernah kaupikirkan. Doaku yang kusebutkan tentu tak seperti doa yang selalu kamu ucapkan. Perbedaan ini sungguh membuatku seakan tak mengerti apa-apa. Ketakutanku membungkam segalanya. Apakah kamu pantas diperjuangkan sejauh ini? Akankah kebersamaan kita punya akhir bahagia?

Aku takut.... aku takut dengan banyak hal yang diam-diam menyerang kita dari belakang. Kebersamaan kita, yang memang tak berjalan dengan mudah ini cukup membuatku lelah. Aku ingin berhenti memperjuangkanmu. Aku lelah dihantui kabut hitam yang menodai pencarianku selama ini. Aku inginkan matahari, bukan mendung seperti ini.

Di mana kamu ketika aku inginkan kamu di sini? Ke mana larinya kamu ketika aku berjuang untuk satu-satunya mahluk yang kupikir bisa memberiku kebahagiaan nyata? Seringkali kumaafkan ketidakhadiranmu, seringkali kumaklumi kesalahanmu, dan selalu kuberikan senyum terbaik ketika sesungguhnya aku ingin menangis.

Ini semua perjuangaku untuk mempertahanmu, apakah sudah cukup menghilangkan ketidakpekaanmu? Inilah perjuanganku, yang selama ini selalu kauabaikan. Apakah hatimu sedikit tersentuh, hingga kauingin datang dan membawaku pulang?
Learn more »

Arti Sebuah Kesempurnaan

Seorang lelaki yang sangat tampan dan sempurna merasa bahwa Tuhan pasti menciptakan seorang perempuan yg sangat cantik dan sempurna pula untuk jodohnya. Karena itu ia pergi berkeliling untuk mencari jodohnya. Kemudian sampailah ia disebuah desa. Ia bertemu dengan seorang petani yg memiliki 3 anak perempuan dan semuanya sangat cantik. Lelaki tersebut menemui bapak petani dan mengatakan bahwa ia ingin mengawini salah satu anaknya tapi bingung; mana yang paling sempurna.
Sang Petani menganjurkan untuk mengencani mereka satu persatu dan si Lelaki setuju. Hari pertama ia pergi berduaan dengan anak pertama. Ketika pulang,ia berkata kepada bapak Petani,”Anak pertama bapak memiliki satu cacat kecil, yaitu jempol kaki kirinya lebih kecil dari jempol kanan.”
Hari berikutnya ia pergi dengan anak yang kedua dan ketika pulang dia berkata,”Anak kedua bapak juga punya cacat yang sebenarnya sangat kecil yaitu agak juling.”
Akhirnya pergilah ia dengan anak yang ketiga. Begitu pulang ia dengan gembira mendatangi Petani dan berkata,”inilah yang saya cari-cari. Ia benar-benar sempurna.”
Lalu menikahlah si Lelaki dgn anak ketiga Petani tersebut. Sembilan bulan kemudian si Istri melahirkan. dengan penuh kebahagian, si Lelaki menyaksikan kelahiran anak pertamanya. Ketika si anak lahir, Ia begitu kaget dan kecewa karena anaknya sangatlah jelek. Ia menemui bapak Petani dan bertanya “Kenapa bisa terjadi seperti ini Pak. Anak bapak cantik dan saya Tampan, Kenapa anak saya bisa sejelek itu..?”"
Petani menjawab,” Ia mempunyai satu cacat kecil yang tidak kelihatan . Waktu itu Ia sudah hamil duluan…..”
Kadangkala saat kita mencari kesempurnaan, yang kita dapat kemudian kekecewaan. Tetapi kala kita siap dengan kekurangan, maka segala sesuatunya akan terasa istimewa.
Learn more »

Suatu Saat di Kota Tua



Kenanglah Aku-nya Naff sudah sampai ke reffnya. Tapi Aku masih saja menulis surat yang gagal berkali-kali. “Duh, susahnya bikin surat untuk cewek yang satu ini!” aku mengeluh. Sebenarnya Aku paling gak suka ada cowok yang menyukai cewek pake surat-suratan segala. Gak jamannya lagi. Itu juga nasehatku pada teman-temanku. Tapi kali ini aku seperti terkena bumerangku sendiri. Ah, sebodo amat. Cuek. Aku coba lagi, sret…sret….sret! dan salah lagi. Pikiranku jadi kacau. Ku sobek-sobek kertas surat berparfum itu. Bret! Bret! Bret!. Beres matikan tape lalu pergi keluar kamar!
Pikiranku masih terus liar. Rasanya Rere dah merubah semua kebiasaanku. Gimana enggak, mulai dari senyum, sorot mata dan banyak lagi. Pokoknya semua mua yang ada dalam diri Rere bagai sentuh magicyang gak ada di bengkel manapun. Luar biasa!. Tapi rasanya koq Aku dihinggapi rasa takut yang amat sangat. Takut kehilangan Rere dan takut ….Rere gak menyukaiku. Ah, parah banget ! “Kayaknya sih Tiara suka ma gue” gitu batinku menghibur.
“To, tolongin gue dong?” pintaku sesampai di rumah Yanto.
“Minta tolong pa’an? Tumben-tumbenan elo minta tolong ma gue” kata Yanto.
“Gue lagi jatuh cinta”
“Jiaaa…ma siapa? Aneh banget elo kena virus kayak gini” Yanto terus meledekku. Aku mulai jengkel.
“Nih serius, urusan dunia akherat”
“Huu…segitu jauhnya sampai ke akherat”
“Ya iyalah…” Aku membela diri. Yanto akhirnya manggut-manggut kayak dukun abis ngedengerinkeluhan pasiennya. Dan….
“Siapa sih cewek yang elo maksud?” tanya Yanto. Aku mulai menggeser dudukku mendekati Yanto, kemudian kudekati telinga Yanto.
“Cewek itu namanya Rere…?” bisikku ke telinganya. Yanto terkejut.
“Kenapa, To?” tanyaku menyelidik.
“Ah, enggak, gak papa
Jawaban Yanto membuat aku bertanya-tanya. Aku mendesak Yanto tapi ia cuma bilang gak papa.
“Ok, deh” Yanto mengalihkan kecurigaanku. Nanti gue datengin dulu Rere dan bicara empat mata ma dia. Gimana?”
“Terserah elo gimana caranya”
“Ok, teman. Elo tunggu khabar dari gue ya?”
Kami  berpisah. Tinggal Yanto sendirian. Mulai deh pikirannya kacau. Entah kenapa sekarang malah Yanto yang kacau. Bingung. Pasti kenapa kenapa nih….?
Benar, janjinya ditepati. Yanto bilang bahwa Rere mau ketemuan di Kota Tua. Duh, aku senang banget. Aku mulai salah tingkah. Sambil terbungkuk-bungkuk….”Makasih To, makasih To, elo mang sahabat gue yang paling baik” aku puji Yanto abis-abisan. Yanto cuma tersenyum. Lalu aku mohon pamit pulang. Langkahku semangat kemerdekaan. Sesampainya di rumah aku langsung bunyikan MP3-ku, mengalunlahKenanglah Aku-nya Naff.
Waktu yang dijanjikan sudah tiba. Perasaanku gak karuan. Rasanya ramai. Aku harus sudah siap ketemu Rere di Kota Tua. Ah, benar-benar gak bisa diatur nih detak jantungku. Dang dang tut! Dang dang tut! Bunyi jantungku (aneh!).
Aku melihat Rere dari kejauhan. Duh, itu dia Rere sedang duduk menunggu di kursi Taman Fatahila.
“Hmm…dari jauh aja sudah kelihatan cantik…” Aku memuji dalam hati sambil mendekati ke arah Rere.
“Hai” sapaku
“Hai juga” balas Rere
“Dah lama nunggu ya?”
“Belum juga sih”
Lalu kami saling bertatapan. Senyum Rere mengembang. begitu juga senyumku. Mirip iklan pasta gigi. Oh, My God, itu senyum Rere yang selalu kuimpikan.
“Rere…, sebenarnya aku…aku…” kataku terbata-bata. Nervous.
“Rere dah tau koq apa yang mau kamu katakan”
“Lho, dari Yanto, ya?”
Rere mengangguk.
“Terus kamunya gimana ma aku?” Aku menyelidik penasaran.
Rere terdiam. Ada seribu beban yang menindih pikiran Rere entahlah koq tiba-tiba aja Rere punya rasa bersalah terhadapku.
“Andre, sebenarnya…..” Rere nggak sampai hati coba menjelaskan padaku.
“Ada apa Re? kamu sayang ma aku atau …?”
“Yanto, teman kamu…Oh…” Rere menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
“Kenapa dengan Yanto ? ngomong dong!” aku mendesak.
“Rere udah lama…dah lama pacaran ma Yanto”
“What?” Aku kagetnya minta ampun. Petir telah menyambar jantungku. Hampir berhenti berdetak!.
Rere nggak berani menatap wajahku. Ia sembunyikan wajahnya di telapak tangannya.
“Jadi Yanto pacar kamu?” tanyaku bodoh. Rere mengangguk lemah.
Se
Sekali   lagi  aku   cuma   bisa memandang  Rere.  Kali ini  pandanganku  begitu  dalam. Langsung  ke pusat sasaran yaitu jantungnya. Terasa tubuh  Rere bergetar   hebat. Ia   sembunyikan  wajahnya  di   balik    rambutnya. Aku genggam jemarinya. Erat sekali. Diam.  Sepi. Cuma hati yang bicara.
“Terus    kenapa   kamu    mau bertemu   denganku?”   suaraku memecah kesunyian.
 “Yanto yang menyuruhku. Dia gak mau ngecewain kamu, meski pun… meskipun…” Rere menghentikan omongannya. Ia pandang wajahku.
“Meskipun aku berat meninggalkan Yanto”
Seribu rupa kini perasaanku. Aku berusaha mengendalikan perasaanku.
“Re” panggilku. Rere menoleh. Hmm, wajah itu. Wajah yang selalu menari-nari di mata ku. Wajah yang selalu menggodaku setiap hari.
“Kembalilah ke Yantomu. Aku bahagia melihat kamu bahagia”
Rere menangis. Digenggamnya tanganku. Dikecupnya telapak tanganku.
“Semoga kamu mendapatkan yang lebih dari aku, ya” Rere berusaha menenangkan perasaanku. “Kamu harus ingat Ndre, setitik kasih membuat kita sayang. Seucap kata membuat kita percaya. Sekecil luka membuat kita kecewa. Namun hanya satu yang ingin aku kau tau bahwa rasa sayangku akan selalu ada untukmu”
Aku berusaha tersenyum. Tapi batinku protes, “Gak ada yang lebih baik dari kamu, Re”
Suasana Kota Tua begitu ramai. Tapi batinku sepi. Lebih sepi lagi saat tubuh Rere hilang dari pandanganku. “Kamulah segalanya Re. Gak ada yang bisa ngebandingin kamu. Terlalu sempurna. Sebenarnya aku mau genggam tanganmu agar kau tak jauh dariku. Aku mau terus memeluk tubuhmu agar kau tak hentinya hangatkanku. Dan aku mau terus menciummu agar kau kan tetap mengingatku. Tapi…ah, semuanya tak diijinkan oleh waktu” Aku terus membatin. Seolah gak percaya apa yang baru kualami. Benar juga cinta adalah derita yang istimewa dan membahagiakan, barangsiapa memilikinya dalam hati akan mengetahui rahasia cinta.Kenanglah aku sepanjang hidupmu, Re….
Aku seperti melihat
suara …
tak bisa kusapa
tak mampu kutanya
Padahal angin telah
membantuku
terbangkan asa
pulihkan rasa
Ah, pada kamulah
semua sabda bertahta

Learn more »